Translate

Minggu, 30 Juni 2013

Nasehat Ibu yang Bijaksana pada Putrinya

Wahai putri ku, engkau telah meninggalkan rumah tempat engkau tumbuh di dalamnya, berpindah dirumah seorang pria yang belum kau kenal dan teman hidup yang belum kau akrabi. maka jadilah engkau sebagai budak baginya niscaya ia akan menjadi budak bagimu. jagalh sepuluh perangai untuknya, niscaya dia akan menjadi dasar berpijak dan peringatan bagimu.

Pertana dan kedua : Tunduk pada suami dengan sikap Qona'ah, mendengar dengan baik dan taat
Ktiga dan keempat :  Jagalah penglihatan dan penciumannya. Jangan sekali-kali pandangan matanya jatuh pada sesuatu yang jelek dari dirimu dan jangan sampai ia mencium dari dirimu kecuali aroma wewangian.
Kelima dan keenam :  Perhatikan waktu tidurnya dan waktu makannya. Karena panasnya rasa lapar begitu membakar dan kurangnya tidur memicu kemarahan.
Ketujuh dan kedelapan : Menjaga hartanya, belas kasih dan sayang pada sanak saudara dan keluarganya. Landasan menjaga harta adalaha membuat erhitungan yang baik dan landasan menjaga keluarga adalah baik dalam mengatur.
 Kesembilan dan kesepuluh : Jangan engkau durhaka padanya dalam satu perkara pun dan jangan sebarkan rahasianya. Karen ajika engkau menyelisihi perintahnya dan menyalakan amarahnya, dan engkau sebarkan rahasianya, engkau tidak akan aman dari penghianatannya.

Kemudian , hindarilah wahai anak ku dari bersuka cita di hadapan kesedihannya dan jangan bersedih di hadapan suka citanya.

Al Ghomiisho

Seorang pendamping yang utama adalah seorang wanita yang terbimbing dan cerdik yang berkumpul padanya kebaikan.
Seorang wanita dari ahlul jannah adalah da’iyah ilalloh, mujahidah di jalan Alloh dan sabar atas musibah2 yang menimpanya, suka bertanya tentang agamanya, mulia dirumahnya dan menunaikan perjanjian Alloh dan rosulNya.
Dialah Ummu Sulaim Rodhiyallohu ‘anha, Al Ghomiisho’ bintu Milhan, ibunya Anas bin Malik Rodhiyallohu ‘anhu, dan beliau adalah istri Abu Tholhah Rodhiyallohu ‘anhu.
Rosululloh Sholallohu ‘alayhi wassalam berkata ;

“Diperlihatkan surga pada ku, lalu aku melihat istri Abu Tholhah” (HR. Muslim 2457, dari hadist Jabir bin Abdillah Rodhiyallohu’anhu )
dan dalam suatu riwayat, dari Anas bin Malik Rodhiyallohu'anhu, berkata Rosululloh sholallohu'alayhi wassallam, " Aku masuk surga, lalu aku mendengar suara, maka aku bertanya, " siapakah ini ?", mereka berkata, " Ini adalah Ghomiisho' binti mIlhan, ibunya Anas bin Malik" (Hr. Muslim)

mengapa Al Ghomiisho begitu istimewa ? lihatlah keutamaan2 beliau berikut : 

*> Sebagai Da'iyah ilalloh tampak tinggi dalam kisah pernikahannya
Dari hadist Anas bin Malik Rodhiyallohu'anhu katanya : " Abu Tholhah melamar Ummu Sulaim, maka berkata Ummu Sulaim, " Demi Alloh, tidak ada orang yang sebanding dengan mu wahai Abu Tholhah. akan tetapi engkau adalah seorang lelaki kafir, seadangkan aku seorang muslimah, maka tidak halal bagiku untuk menikah dngn mu. bila engkau mau masuk Islam, maka itulah mahar ku dan aku tidak meminta kepadamu selain itu." kemudian Abu Tholhah masuk Islam, dan keislamannya itu adalah mahar pernikahannya" ( An nasai).
Berkata Tsabit "Aku tidak pernah mendengar seorang yang lebih muliamaharnya daripada Ummu Sulaim, yakni Islam".

*> Keikutsertaan Ummu Sulaim berjihad Fii Sabilillah
Sesungguhnya Ummu Sulaim banyak mengikuti peperangan bersama Rosululloh Sholallohu'alayhi Wassalam.
Dikeluarkan Muslim dalam Shahihnya dari Anas Rodhiyallohu'anhu " Rosululloh Sholallohu'alayhi Wassalam pernah berperang bersam Ummu Sulaim dan beberapa wanita Anshor. Merekalah yang mengambilkan air dan mengobati luka-luka".

*> Kesabaran Ummu Sulaim dapat terlihat dari sikapnya menghadapi kematian anaknya dari hasil pernikahannya dengan Abu Tholhah.
Dikeluarkan dari Bukhori dan Muslim dari hadist Anas bin Malik Rodhiyallohu'anhu, katanya : " adalah anak Abu Tholhah sakit. Abu Tholhah pergi dan anaknya meninggal. Ketika kembali ia bertanya pada istrinya, 'sedang apa anakku ?' Ummu Sulaim menjawab ' Ia sekarang lebih tenang keadaannya', Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam, maka merekapun makan setelah itu tidur malam dan Abu Tholhah mencampurinya. Ketika Abu Tholhah telah menyelesaikan hajatnya, Ummu Sulaim berkata, ' Dia tinggal sebagaimana dulu'. Keesokan paginya Abu Tholhah mendatangi Rosululloh Sholallohu'alayhi Wassalam dan menceritakan pada beliau kejadian tersebut. Beliau bertanya, ' Apakah engkau mencampuri isrimu tadi malam ?' Abu Tholhah menjawab"ya". Beliau lalu berdoa " Ya Alloh berilah keberkahan untuk keduanya dimalam hari itu". 
Kemudian Ummu Sulaim melahirkan seorang anak. Lalu Abu Tholhah berkata pada ku" jagalah anak ini sampai kamu menemui Naabi Sholallohhu'alayhi wassalam bersamanya. Maka dibawalah nak itu kepada nabi dan bersamanya beberpa biji kurma.
Nabi Sholallohu'alayhi Wassalam mengambil anak itu dan berkta " Apakah ada sesuatu bersamanya ?, mereka berkata " ya. Ada beberapa biji kurma"
Naabi Sholallohu'alayhi Wassalam mengambil kurma itu dan mengunyahnya lalu beiau mengeluarkanya dari mulut beliau dan beliau suapkan ke bayi itu dan anak itu beliau beri nama Abdulloh."

*> Adapun keantusiasannya dalam bertanya tentang agamanya adalah seperti yang dikeluarkan Bukhori dan Muslim. 
Dari Ummu Salamah Ummul Mukminin Rodhiyallohu'anha katanya : " Ummu Sulaim istri Abu Tholhah sedang menemui Rosululloh Sholallohu'alayhi Wassalam dan bertanya ' Wahai Rosululloh, sesungguhnya Alloh tidak melu menyampaikan kebanaran, apakah wanita wajib mandi bila ia bermimpi ?', maka Rosululloh Sholallohu'alayhi Wassalam brkata " Ya. Bila ia melihat air mani".

*> Kedermawanan Ummu Sulaim di rumahnya dan ma'rifatnya bahwa Alloh 'Azza wa Jalla akan memberinya ganti kepada orang yang berinfaq di jalanNya

*> Adapun tentang wafa' nya terhadap apa yang dijanjikan Alloh adalah seperti yang dikeluarkan Bukhori dan Muslim
Dari Ummu 'Athiyah Rodhiyallohu'anha katanya " Kami berba'iat pada Nabi Sholallohu'alayhi Wassalam maka beliau mebacakan atas kami, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Alloh ( Al Mumtahanah :12) dan melarang kami dari nihayah (meratapi mayit ). Mka para wanita diantara kami menarik tangannya kemudian berkata, fulanah telah menggembirakanku dan aku bermaksud membalasnya, maka aku tidak mengucap apa2. kemudian aku pergi dan datang lagi, maka tidak ada wanita yang menunaikan ba'iatnya kecuali Ummu Sulaim, Ummu Ala' dan anak perempuan Abi Saburoh istrinya Muadz atau anak perempuan Abi Saburoh dan Istri Muadz"