" Katakan bahwa aku munafik, Zah...!"
Kalimat Za kembali menyesakkan dada dan begitu asing menyusuri kerongkongan. Terlihat kabut melingkupi sayu wajahnya. Ada kegamangan.... Hingga titik titik bening mengalir di tiap sisi mancung hidung Za.
"hanya dirimu yang dalam melangkahkan tiap alunan kata hati mu..."
" ada apa dengan diri ku Zah ...?"
" Sungguh aku sangat mencintai keduanya, sedangkan kau pasti tahu bagaimana posisi ku..."
" Kau takut kehilangan Za."
Hening. Mulut Za terkatup rapat... entah tenggelam di kedalaman mana. Hatinya membenarkan kalimat Zah, namun kelolaan itu tetap bertahta dalam hatinya. Malam menyisir di kamar kost yang kian sepi. Bintang makin bangga dengan keelokkannya diketinggian malam.
....<< tiit...tiiiit>>
<< Assalamualaykum akhy. Dah bobo belum. Re miss U bgt. have a nice dream yaw ^-^. >>
Sms Re, kekasih Za, Yang telah tiga tahun ada disampingnya. Jemari Za bergerak gerak hingga akhirnya terdengan bunyi tanda pesan telah dikirim.
"Benarkah aku telah menduakannya...?"
Tidak ada jawaban. Hanya sunginggan kecil dibibir Zah yang terlihat.
Za adalah seseorang yang sangat menginginkan keindahan Islam dinikmati oleh semua umat. Dia adalah pembelajar yang selalu menggengam aturan Alloh dalam dadanya. Begitu sederhana tapi menawan dan berwibawa. Dia pandai berorasi dan pandai menyampaikan maksudnya.
Tapi apalah manusia, banyak rahasia dan iab yang terjaga dalam hati dan hidupnya, meski mereka berkata tetap teguh mengumandangkan asma Azza wa Jalla.
"Dari panjangnya perjalanan mu, tentu kau tahu mana yang benar kan, dan mana yang seharusnya menjadi pilihan mu. Tidak ada salahnya kau tetap jaga iman dan jauhi maksiat. Dia, lebih berhak kau cintai, jangan sandingkan Dia dengan yang lain. Kalau tetap hati mu tak kuasa menahan jauhnya kau dan dia, maka diamlah, cintai dia dalam diam atao langsung saja kau kerumahnya. Jangan ajak dia ke dalam maksiat juga dengan dalih menunjukkan kebenaran pada nya..."
"Zah... aku... "
........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar